Untuk mencapai kebahagiaan kita perlu mengubah paradigma kita tentang kebahagiaan.
Ada 5 hal yang sering menyebabkan kita tidak bahagia.
Pertama, adanya keyakinan bahwa anda tidak akan bahagia tanpa memiliki hal-hal yang anda pandang bernilai.
Anda sudah memiliki pekerjaan tetap, dan tingkat kehidupan yang lumayan, tapi anda masih merasa kurang. Anda merasa akan bahagia apabila sudah memiliki uang yang banyak, rumah yang besar dan sebagainya.
Pikiran anda dipenuhi oleh benda-benda yang anda kira dapat membahagiakan anda.
Padahal, anda tidak bahagia karena lebih memusatkan perhatian pada segala sesuatu yang tidak anda miliki, dan bukan pada apa yang anda miliki sekarang.
Kedua, anda percaya bahwa kebahagiaan akan datang apabila anda berhasil mengubah situasi dan orang-orang di sekitar anda. Anda tak bahagia karena pasangan, anak, tetangga dan atasan anda tidak memperlakukan anda dengan baik.
Kepercayaan ini salah. Anda perlu menyadari bahwa amat sulit mengubah orang lain. Bukannya berarti anda harus menyerah, silahkan teruskan usaha anda untuk mengubah orang lain. Namun jangan tempatkan kebahagiaan anda disana. Jangan biarkan lingkungan dan orang-orang di sekitar anda membuat anda tidak bahagia Kalau anda tidak dapat mengubah mereka, yang perlu anda ubah adalah diri anda sendiri, paradigma anda.
Ketiga, keyakinan bahwa anda akan bahagia kalau semua keinginan anda terpenuhi. Padahal keinginan itulah yang membuat kita tegang, frustasi cemas, gelisah dan takut.
Terpenuhinya keinginan anda tersebut paling-paling hanya membawa kesenangan dan kegembiraan sesaat. Itu tak sama dengan kebahagiaan.
Keempat, anda tak bahagia karena cenderung membanding-bandingkan diri anda dengan orang lain.
Membanding-bandingkan untuk memperbaiki keadaan tidaklah mengapa, namun membanding-bandingkan untuk mengejar atau mengungguli orang lain tidak ada gunanya. Jadikan pembanding sebagai pembangun, bukan penjatuh.
Kelima, anda percaya bahwa kebahagiaan ada di masa depan. Anda terlalu terobsesi pepatah "Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian"
Kapan anda bahagia?? "Nanti, klo sudah jadi kepala dinas/manajer blablalba." kata anda.
Persoalannya, pada saat menjadi manajer/kapala dinas anda tambah sibuk, waktu anda tambah sempit.
"Saya akan bahagia nanti kalau sudah pensiun."
Daftar tunggu ini masih dapat terus diperpanjang. Tapi anda belum juga bahagia.
Kalau yang demikian terjadi adalah "bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang entah kapan."
Kebahagiaan telah anda tempatkan di tempat yang jauh, padahal sebenarnya kebahagiaan berada sangat dekat dan dapat anda nikmati di sini, sekarang ini juga.